Aku sungguh-sungguh tidak mengerti kenapa orang harus menikah," gerutuku.
Idan tertawa. "Ibumu menanyakan calonmu lagi?" Aku mengangguk cemberut.
"Apa jawaban mu kali ini?" godanya.
"Aku tidak menjawab. Aku langsung meninggalkan ruang makan dan masuk ke kamar."
Idan terbahak. "Kau kekanak-kanakan," katanya.
"Habis jawaban apalagi yang mesti kuberikan, Dan? Aku sudah kehabisan
alasan, kehabisan stok bohong. Dan ibuku malah makin gencar menteror."
Idan tersenyum. "Kau benar-benar seperti anak-anak. Kalau kau jadi
ibumu, apa kau tidak akan blingsatan kalau anakmu belum juga menikah
pada usia tiga puluh tiga."
"Aku akan sangat gembira kalau anakku tidak menikah seumur hidupnya,"
komentarku.
Alis Idan terangkat. "Kenapa?"
"Pernikahan hanya memperumit hidup perempuan." DOWNLOAD
0 komentar:
Posting Komentar